Deklarasi rakyat

Ratusan aktivis dari berbagai organisasi dari Bali, Jakarta, NTB, Papua, hari ini mengadakan pertemuan untuk sebuah draft deklarasi rakyat untuk protokol kyoto. Deklarasi ini dibentuk untuk merespon bahwa protokol kyoto sangat tidak berpihak kepada rakyat melainkan hanya kepentingan TNC saja, inisiatif deklarasi ini berawal dadri pertemuan bangkok pada bulan oktober yang lalu. Rencananya deklarasi ini akan semakin diperluas hingga tahun depan dalam pertemuan berikutnya UNFCCC dan diharapkan dapat menjadi manifesto rakyat dunia. Dalam salah satu draftnya yang sangat jelas ialah pernyataan mengenai tertutupnya suara rakyat dari selatan yang sangat dirugikan akibat perubahan iklim. Deklarasi ini diharapkan dapat menangkap suara rakyat seluruh belahan dunia. Diskusi yang diselingkan dengan tarian puputan bali ini berlangsung cukup hangat dan hidup ketika banyak peserta yang bertanya mengenai kenapa amerika tidak mau tanda tangan protokol kyoto, salah seorang aktivis dari Amerika mengatakan bahwa negaranya tidak ingin tanda tangan dikarenakan takut karena konsumsinya akan berkurang sebab negara ini dikenal dengan tingkat konsumerismenya yang tinggi sehingga membutuhkan mesin industri yang meningkat. Agenda deklarasi hari ini akan menjadi puncanknya pada tanggal 10 desember mendatang bertepatan dengan hari HAM sedunia berupa aksi massa untuk mengkampayekan people protocol yang akan diusung oleh FMN, ILPS, PBHI BALI, PMKRI dalam demo yang berlansunng lusa mendatang.

No comments: